Khamis, 8 Oktober 2009

AMARAN ALLAH KEPADA UMMAH

BALASAN ALLAH KEPADA HAMBA YANG DERHAKA.
(semoga Allah menjadikan kita dan zuriat jauh dari maksiat ini )

Pompeii: Mengulang Sejarah Kaum Luth

Al-qur'an mengisahkan kepada kita bahwa tidak ada perubahan dalam hukum Allah (sunnatullah):

“Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, nescaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah mereka kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu” (QS. Al-Faathir, 35:42-43).

Begitulah, “…sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah…”. Siapapun yang menentang hukum Allah dan berusaha melawan-Nya akan terkena sunatullah yang sama. Pompeii, yang merupakan simbol dari degradasi akhlaq yang dialami kekaisaran Romawi, adalah pusat perzinaan dan homoseks. Nasib Pompeii mirip dengan kaum Nabi Luth. Kehancuran Pompeii terjadi melalui letusan gunung berapi Vesuvius.

Gunung Vesuvius adalah simbol negara Itali, khususnya kota Naples. Gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga dinamai “The Mountain of Warning” (Gunung Peringatan). Tentunya pemberian nama ini bukanlah tanpa sebab. Azab yang menimpa penduduk Sodom dan Gommorah, yakni kaum Nabi Luth as, sangatlah mirip dengan bencana yang menghancurkan kota Pompeii.

Di sebelah kanan gunung Vesuvius terletak kota Naples, sedangkan kota Pompeii berada di sebelah timur gunung tersebut. Lava dan debu dari letusan maha dasyat gunung tersebut yang terjadi dua milenia yang lalu membumihanguskan penduduk kota. Malapetaka itu terjadi dalam waktu yang sangat mendadak sehingga menimpa segala sesuatu yang ada di kota termasuk segala aktifitas sehari-hari yang tengah berlangsung. Aktifitas yang dilakukan penduduk dan segala peninggalan yang ada ketika bencana terjadi kini masih tertinggal persis sama seperti ketika bencana tersebut terjadi dua ribu tahun yang lalu, seolah-olah waktu tidak bergeser dari tempatnya.

Pemusnahan Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dasyat ini tentunya bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran tersebut. Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah terhad ( disekat ) atau dilakukan di tempat tersembunyi; akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.

Larva gunung Vesuvius menenggelamka dan menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam waktu singkat. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir pasti bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui, tidak terfikir akan terjadinya bencana yang sangat dahsyat tersebut dimana wajah mereka terlihat berseri-seri saat sebelum letusan itu. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan "terawet" pada detik tersebut. Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab. Allah SWT begitu murka dengan kaum ini sehinggakan binatang belaan juga menjadi batu!

Allahuakbar! Engkau lindungilah kami wahai Allah!

Dalam konteks ini, terdapat aspek dari bencana tersebut yang sangat sukar untuk dimengerti, difikir dan difahami. Bagaimana boleh terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?

Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa adzab yang dikisahkan dalam Al-qur'an, sebab Alqur'an secara khusus mengisyaratkan “pemusnahan secara tiba-tiba” ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, “penduduk suatu negeri” sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin ayat 13 musnah bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini diceritakan sebagaimana berikut:

“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (QS. Yaasiin, 36:29)

Di surat Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan:

“Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering ( yang dikumpulkan oleh ) yang punya kandang binatang.”

Kematian penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat persis sebagaimana azab yang dikisahkan dalam kedua ayat di atas.

Saat ini pun semua peringatan ini, tidak banyak yang berubah di wilayah di mana Pompeii dulunya pernah wujud. Pulau Capri adalah tempat di mana para kaum homoseksual dan nudis ( orang-orang yang hidup telanjang tanpa pakaian ) tinggal. Pulau Capri diiklankan sebagai “surga kaum homoseks” di industri wisata. Tidak hanya di pulau Capri dan di Itali, bahkan hampir di seantero dunia, kerosakan moral sedang bermaharajalela sekarang dan sayangnya mereka tetap saja tidak mau mengambil iktibar dari pengalaman pahit yang dialami kaum-kaum terdahulu.

LIHAT GAMBAR-GAMBAR BERIKUT:



























wallahu taala 'a - lam bissawab. Allah SWT sahajalah pelindung kita.

Program SMS Prepaid Terunggul Dari MYeCASH

Tiada ulasan:

Catat Ulasan