Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW, baginda bersabda:
“Tidak ada yang bercakap dalam buaian kecuali tiga orang, yaitu Isa bin Maryam dan sahabat Juraij."
Juraij adalah seorang yang rajin beribadat. Dia membuat surau sendiri untuk tempatnya beribadat. Pada suatu hari ibunya datang ke suraunya ketika dia sedang sholat.
Ibunya berkata (memanggil): “Juraij .... Juraij.....!!!”
Juraij yang sedang sholat itu berkata dalam hatinya:
“Ya Tuhanku, apakah aku penuhi panggilan ibuku atau kuteruskan solatku?”
Akhirnya dia mengambil kesimpulan untuk meneruskan sholatnya saja. Ibunya merasa kecewa dan pulang ke rumah. Esok harinya ibunya datang lagi dan Juraij pun sedang mengerjakan sholat.
Ibunya memanggil: “Juraij.....Juraij !!!.”
Juraij berkata dalam hatinya:
“Tuhanku, apakah kupenuhi panggilan ibuku atau kuteruskan solatku?”
Dia memilih untuk meneruskan solatnya daripada memenuhi panggilan ibunya. Ibunya pun pulang lagi dalam keadaan kecewa. Esoknya lagi (untuk kali yang ketiga), ibunya datang lagi dan kebetulan Juraij sedang solat.
Ibunya memanggil: “Juraij....... Juraij!!!.”
Juraij ragu lagi: “Tuhanku, ibuku atau solatku?”
Dia masih juga mengutamakan sholatnya. Ibunya yang semakin kecewa itu berkata:
“Ya Allah, janganlah matikan Juraij itu sebelum dia melihat wajah wanita-wanita penzina.”
Rupanya kaum Bani Israil sedang sibuk menggunjuningkan Juraij kerana hebatnya beribadat dan mereka merasa cemburu melihatnya. Seorang wanita jahat dan pandai menggoda lelaki berhias kemudian berkata kepada mereka:
“Kalau kamu mau biar aku goda dan aku fitnah dia.”
Wanita itu pergi ke tempat peribadatan Juraij dan cuba menggodanya tetapi Juraij tidak terganggu kekhusukannya. Karena kecewa, wanita itu pergi menjumpai seorang penggembala yang tidak berapa jauh dari surau Juraij.
Lelaki itu menyambutnya dengan baik dan terjadilah perzinaan dan akhirnya wanita itu hamil. Setelah melahirkan anak, wanita itu mendakwa bahawa anak itu dari Juraij. Sebab itu masyarakat kampungnya pergi mendatangi Juraij.
Mereka memukulinya dan menghancurkan tempat peribadatannya. Juraij merasa heran dan berkata: “Ada apa ini?”
Mereka menjawab: “Engkau telah berzina dengan wanita liar yang bernama ini dan dia telah melahirkan anak dari benihmu sendiri.”
Juraij berkata: “Di mana anak itu?”
Mereka membawa anak itu ke hadapan Juraij. Juraij meminta kebenaran dari mereka untuk mengerjakan solat sunat dua rakaat. Selesai mengerjakan solat, Juraij mendekati anak itu. Dia memperhatikannya, lalu menekan perutnya dan berkata: “Wahai bayi, siapa ayahmu?”
Bayi yang baru lahir itu menjawab: “Ayahku si Polan, seorang pengembala.”
Mereka semua tercengang, lalu mencium tangan Juraij, memeluk tubuhnya dan meminta maaf kepadanya sambil berkata: “Biarlah tempat peribadatanmu ini akan kami bangun kembali dan akan kami buat dari bahan emas.”
Juraij berkata: “Tidak, binalah semula dari tanah.” Mereka pun membangunnya semula dari tanah.
Ketika seorang bayi menyusu kepada ibunya, tiba-tiba lalu di hadapan mereka seorang lelaki gagah nan tampan sedang menunggang binatang pilihan. Ibunya tertarik melihatnya dan berkata:
“Ya Allah, jadikanlah anakku ini nanti seperti lelaki itu.”
Tiba-tiba anak itu melepaskan puting ibunya, lalu melihat lelaki yang berjalan itu dan berkata: “Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia!!!.”
Kemudian anak itu menetek lagi kepada ibunya. Saya masih terbayang bagaimana Rasulullah SAW memperagakan keadaan bayi yang sedang menetek itu (kata yang meriwayatkan hadis ini). Baginda memasukkan telunjuk tangannya ke mulutnya yang mulia itu kemudian menghisapnya seperti bayi yang sedang menyusu.
Kemudian Baginda Rasul bersabda: “Tidak lama kemudian lalu di hadapan mereka seorang gadis dalam keadaan pucat dan kepenatan karena dikejar massa. Massa yang mengejarnya itu berteriak-teriak: “Wanita penzina.... pencuri!!!.”
Dalam keadaan sesak nafas dan kesakitan, wanita itu hanya berkata:
“Cukuplah Allah yang mengetahuinya dan Dia-lah sebaik-baik tempat berserah.”
Melihat yang demikian ibu yang menyusukan itu berkata:
“Ya Allah, jangan jadikan nanti anakku ini seperti dia!!!.”
Bayi itu melepaskan susu ibunya, lalu memandang kepada wanita yang dikejar-kejar itu kemudian berkata: “Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia!!!.”
Di sana ada lagi hadits yang lebih lengkap ceritanya.
Ibunya merasa hairan “Tadi lewat seorang lelaki yang cukup hebat dan menarik kemudian ibu doakan supaya engkau dijadikan seperti dia",
malah engkau menjawab: “Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia!!!.”
Tidak lama kemudian menyusul wanita malang yang dikejar-kejar orang, dipukuli dan dituduh mencuri dan berzina, kemudian ibu doakan supaya engkau jangan dijadikan seperti dia tetapi malah engkau berkata:
“Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia!!!.” Ibu ingin tahu mengapa engkau menjawab seperti itu ?”.
Bayi itu menjawab: “Lelaki yang kelihatan hebat dan bergaya itu tadi sebenarnya orang jahat, maka aku pun berdoa kepada Allah supaya jangan dijadikan seperti dia. Sedangkan wanita ini, yang mereka menuduhnya mencuri dan berzina, sebenarnya dia tidak ada mencuri dan berzina. Dia sebenarnya cukup mulia di sisi Allah dan aku pun memohon dijadikan seperti dia.”
Dari sumber yang lain, dari Ibnu Abbas r.a., dari Nabi SAW, bersabda:
“Ada empat orang yang pandai bercakap semasa kecil, yaitu anak Masyitah, zaman Firaun, anak yang menjadi saksi Nabi Yusuf (bersama Zulaikha) sahabat Juraij (yang dituduh anaknya) dan Isa bin Maryam.”
“Tidak ada yang bercakap dalam buaian kecuali tiga orang, yaitu Isa bin Maryam dan sahabat Juraij."
Juraij adalah seorang yang rajin beribadat. Dia membuat surau sendiri untuk tempatnya beribadat. Pada suatu hari ibunya datang ke suraunya ketika dia sedang sholat.
Ibunya berkata (memanggil): “Juraij .... Juraij.....!!!”
Juraij yang sedang sholat itu berkata dalam hatinya:
“Ya Tuhanku, apakah aku penuhi panggilan ibuku atau kuteruskan solatku?”
Akhirnya dia mengambil kesimpulan untuk meneruskan sholatnya saja. Ibunya merasa kecewa dan pulang ke rumah. Esok harinya ibunya datang lagi dan Juraij pun sedang mengerjakan sholat.
Ibunya memanggil: “Juraij.....Juraij !!!.”
Juraij berkata dalam hatinya:
“Tuhanku, apakah kupenuhi panggilan ibuku atau kuteruskan solatku?”
Dia memilih untuk meneruskan solatnya daripada memenuhi panggilan ibunya. Ibunya pun pulang lagi dalam keadaan kecewa. Esoknya lagi (untuk kali yang ketiga), ibunya datang lagi dan kebetulan Juraij sedang solat.
Ibunya memanggil: “Juraij....... Juraij!!!.”
Juraij ragu lagi: “Tuhanku, ibuku atau solatku?”
Dia masih juga mengutamakan sholatnya. Ibunya yang semakin kecewa itu berkata:
“Ya Allah, janganlah matikan Juraij itu sebelum dia melihat wajah wanita-wanita penzina.”
Rupanya kaum Bani Israil sedang sibuk menggunjuningkan Juraij kerana hebatnya beribadat dan mereka merasa cemburu melihatnya. Seorang wanita jahat dan pandai menggoda lelaki berhias kemudian berkata kepada mereka:
“Kalau kamu mau biar aku goda dan aku fitnah dia.”
Wanita itu pergi ke tempat peribadatan Juraij dan cuba menggodanya tetapi Juraij tidak terganggu kekhusukannya. Karena kecewa, wanita itu pergi menjumpai seorang penggembala yang tidak berapa jauh dari surau Juraij.
Lelaki itu menyambutnya dengan baik dan terjadilah perzinaan dan akhirnya wanita itu hamil. Setelah melahirkan anak, wanita itu mendakwa bahawa anak itu dari Juraij. Sebab itu masyarakat kampungnya pergi mendatangi Juraij.
Mereka memukulinya dan menghancurkan tempat peribadatannya. Juraij merasa heran dan berkata: “Ada apa ini?”
Mereka menjawab: “Engkau telah berzina dengan wanita liar yang bernama ini dan dia telah melahirkan anak dari benihmu sendiri.”
Juraij berkata: “Di mana anak itu?”
Mereka membawa anak itu ke hadapan Juraij. Juraij meminta kebenaran dari mereka untuk mengerjakan solat sunat dua rakaat. Selesai mengerjakan solat, Juraij mendekati anak itu. Dia memperhatikannya, lalu menekan perutnya dan berkata: “Wahai bayi, siapa ayahmu?”
Bayi yang baru lahir itu menjawab: “Ayahku si Polan, seorang pengembala.”
Mereka semua tercengang, lalu mencium tangan Juraij, memeluk tubuhnya dan meminta maaf kepadanya sambil berkata: “Biarlah tempat peribadatanmu ini akan kami bangun kembali dan akan kami buat dari bahan emas.”
Juraij berkata: “Tidak, binalah semula dari tanah.” Mereka pun membangunnya semula dari tanah.
Ketika seorang bayi menyusu kepada ibunya, tiba-tiba lalu di hadapan mereka seorang lelaki gagah nan tampan sedang menunggang binatang pilihan. Ibunya tertarik melihatnya dan berkata:
“Ya Allah, jadikanlah anakku ini nanti seperti lelaki itu.”
Tiba-tiba anak itu melepaskan puting ibunya, lalu melihat lelaki yang berjalan itu dan berkata: “Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia!!!.”
Kemudian anak itu menetek lagi kepada ibunya. Saya masih terbayang bagaimana Rasulullah SAW memperagakan keadaan bayi yang sedang menetek itu (kata yang meriwayatkan hadis ini). Baginda memasukkan telunjuk tangannya ke mulutnya yang mulia itu kemudian menghisapnya seperti bayi yang sedang menyusu.
Kemudian Baginda Rasul bersabda: “Tidak lama kemudian lalu di hadapan mereka seorang gadis dalam keadaan pucat dan kepenatan karena dikejar massa. Massa yang mengejarnya itu berteriak-teriak: “Wanita penzina.... pencuri!!!.”
Dalam keadaan sesak nafas dan kesakitan, wanita itu hanya berkata:
“Cukuplah Allah yang mengetahuinya dan Dia-lah sebaik-baik tempat berserah.”
Melihat yang demikian ibu yang menyusukan itu berkata:
“Ya Allah, jangan jadikan nanti anakku ini seperti dia!!!.”
Bayi itu melepaskan susu ibunya, lalu memandang kepada wanita yang dikejar-kejar itu kemudian berkata: “Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia!!!.”
Di sana ada lagi hadits yang lebih lengkap ceritanya.
Ibunya merasa hairan “Tadi lewat seorang lelaki yang cukup hebat dan menarik kemudian ibu doakan supaya engkau dijadikan seperti dia",
malah engkau menjawab: “Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia!!!.”
Tidak lama kemudian menyusul wanita malang yang dikejar-kejar orang, dipukuli dan dituduh mencuri dan berzina, kemudian ibu doakan supaya engkau jangan dijadikan seperti dia tetapi malah engkau berkata:
“Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia!!!.” Ibu ingin tahu mengapa engkau menjawab seperti itu ?”.
Bayi itu menjawab: “Lelaki yang kelihatan hebat dan bergaya itu tadi sebenarnya orang jahat, maka aku pun berdoa kepada Allah supaya jangan dijadikan seperti dia. Sedangkan wanita ini, yang mereka menuduhnya mencuri dan berzina, sebenarnya dia tidak ada mencuri dan berzina. Dia sebenarnya cukup mulia di sisi Allah dan aku pun memohon dijadikan seperti dia.”
Dari sumber yang lain, dari Ibnu Abbas r.a., dari Nabi SAW, bersabda:
“Ada empat orang yang pandai bercakap semasa kecil, yaitu anak Masyitah, zaman Firaun, anak yang menjadi saksi Nabi Yusuf (bersama Zulaikha) sahabat Juraij (yang dituduh anaknya) dan Isa bin Maryam.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan